doa ketika adzan asyhadu anna muhammadarrasulullah
Dianjurkanbanyakbanyak berdoa ketika berada diantara waktu adzan dan iqomatkarena waktu itu adalah waktu yang mustajab untuk berdoa. Dalilnyaadalah sebuah hadits dari sahabat Anas Radhiallahu anhu bahwa NabiShalallahu alaihi wa salam bersabda: doa diantara adzan dan iqomat tidaklah ditolak (maka berdoalah) (Shahih HR Abu Daud, Tirmidzi)
Halloooguys Ketika kita Mendengarkan Azdan Saat Lafadz "Asyhadu anna Muhammadarasulullah" 2x kita membaca doa "MARHABAN YA HABIBI WA QUROTA AINI, MUHAMMAD I
AdakahBacaan Khusus Ketika Mendengar Adzan Setelah Muazin Membaca "Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah" ?
Syahadatterdiri dari dua kalimat persaksian yang disebut dengan Syahadatain, yaitu: Ayshadu An-la ilaha illallah yang artinya saya bersaksi tiada tuhan selain Allah, Wa Ayshadu Anna Muhammada Rasulullah yang artinya dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. (Hamid Ahmad At-Thahir, 2010).
Hủy Hợp Đồng Vay Tiền Online. Ada lima amalan yang semestinya diamalkan ketika mendengar azan. Apa saja itu? Lima amalan tersebut telah disebutkan oleh Ibnul Qayyim sebagai berikut 1 mengucapkan seperti apa yang diucapkan oleh muadzin. 2 bershalawat pada Nabi shallallahu alaihi wa sallam Allahumma sholli ala Muhammad atau membaca shalawat ibrahimiyyah seperti yang dibaca saat tasyahud. 3 minta pada Allah untuk Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam wasilah dan keutamaan sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Jabir bin Abdillah Allahumma robba hadzihid da’watit taammah wash sholatil qoo-imah, aati Muhammadanil wasilata wal fadhilah, wab’atshu maqoomam mahmuuda alladzi wa adtah … 4 membaca Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah wa anna muhammadan abduhu wa rasuluh, radhitu billahi robbaa wa bi muhammadin rosulaa wa bil islami diinaa, sebagaimana disebutkan dalam hadits Sa’ad bin Abi Waqqash. 5 memanjatkan doa sesuai yang diinginkan. Lihat Jalaa-ul Afham hal. 329-331 Dalil untuk amalan nomor satu sampai dengan tiga disebutkan dalam hadits dari Abdullah bin Amr bin Al Ash, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَىَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِىَ الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِى الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِى إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِىَ الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ “Jika kalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin. Kemudian bershalawatlah untukku. Karena siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat padanya memberi ampunan padanya sebanyak sepuluh kali. Kemudian mintalah wasilah pada Allah untukku. Karena wasilah itu adalah tempat di surga yang hanya diperuntukkan bagi hamba Allah, aku berharap akulah yang mendapatkannya. Siapa yang meminta untukku wasilah seperti itu, dialah yang berhak mendapatkan syafa’atku.” HR. Muslim no. 384. Adapun meminta wasilah pada Allah untuk Nabi shallallahu alaihi wa sallam disebutkan dalam hadits dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِى وَعَدْتَهُ ، حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ “Barangsiapa mengucapkan setelah mendengar adzan allahumma robba hadzihid da’watit taammah wash sholatil qoo-imah, aati Muhammadanil wasilata wal fadhilah, wab’atshu maqoomam mahmuuda alladzi wa adtah’ [Ya Allah, Rabb pemilik dakwah yang sempurna ini dakwah tauhid, shalat yang ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad wasilah kedudukan yang tinggi, dan fadilah kedudukan lain yang mulia. Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati maqom kedudukan terpuji yang telah Engkau janjikan padanya], maka dia akan mendapatkan syafa’atku kelak.” no. 614 Ada juga amalan sesudah mendengarkan azan jika diamalkan akan mendapatkan ampunan dari dosa. Dari Sa’ad bin Abi Waqqash, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا. غُفِرَ لَهُ ذَنْبُهُ “Siapa yang mengucapkan setelah mendengar azan Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah wa anna muhammadan abduhu wa rasuluh, radhitu billahi robbaa wa bi muhammadin rosulaa wa bil islami diinaa artinya aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, aku ridha sebagai Rabbku, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agamaku, maka dosanya akan diampuni.” HR. Muslim no. 386 Dari Abdullah bin Amr bahwa seseorang pernah berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya muadzin selalu mengungguli kami dalam pahala amalan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, قُلْ كَمَا يَقُولُونَ فَإِذَا انْتَهَيْتَ فَسَلْ تُعْطَهْ “Ucapkanlah sebagaimana disebutkan oleh muadzin. Lalu jika sudah selesai kumandang azan, berdoalah, maka akan diijabahi dikabulkan.” HR. Abu Daud no. 524 dan Ahmad 2 172. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan. Artinya, doa sesudah azan termasuk di antara doa yang diijabahi. Setelah menyebutkan lima amalan di atas, Ibnul Qayyim berkata, “Inilah lima amalan yang bisa diamalkan sehari semalam. Ingatlah yang bisa terus menjaganya hanyalah as saabiquun, yaitu yang semangat dalam kebaikan.” Jalaa-ul Afham, hal. 333. Mari kita amalkan walaupun sederhana, yang penting rutin dan istiqamah. Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah. Referensi Jalaa-ul Afham fii Fadhli Ash Shalah was Salaam ala Muhammad Khoiril Anam, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, terbitan Dar Ibni Katsir, cetakan kedua, tahun 1432 H. — Selesai disusun di Darush Sholihin, menjelang Ashar, 15 Rabi’ul Awwal 1436 H 2 24 PM Akhukum fillah Muhammad Abduh Tuasikal Artikel
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID dIt88iwbvZE8lNFrInseOI43oF6P-e8-reisJK-JuBfzgNnCm_GGPA==
Antara Azan dan Iqomah, Waktu Terkabulnya Doa Bismillah, walhamdulillah was sholaatu was salam ala Rasulillah, waba’du. Ada hadis shahih yang menjelaskan bahwa saat-saat antara azan dan iqomah adalah waktu mustajab untuk berdoa. Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إِنَّ الدُّعَاءَ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ فَادْعُوا “Sungguh berdo’a antara adzan dan iqomah tidak tertolak, maka pergunakanlah untuk berdo’a.” HR. Ahmad. Memilih waktu yang tepat dalam berdoa, adalah diantara penyebab terkabulnya doa. Salah satu waktu tersebut adalah, antara azan dan iqomah; yakni *sesudah azan, sampai sebelum iqomat. *Lihat keterangan ini di Mengingat antara azan dan iqomah adalah waktu yang sangat terbatas, maka prioritaskanlah ibadah yang dianjurkan oleh dalil untuk dilakukan pada saat itu, seperti saat- saat antara azan dan iqomah, syariat menganjurkan berdoa dan sholat sunah rawatib. Bila waktu mencukupi, maka bisa dipergunakan untuk melakukan ibadah lain, seperti membaca Alquran dan yang lainnya. Inilah kaidah penting dalam beribadah, mendahulukan amalan ibadah yang terbatas waktunya daripada ibadah yang leluasa waktunya. Dengan mengetahui kaidah ini, insyaallah seorang akan proposional dalam beribadah kepada Allah. Syaikh Sulaiman bin Muhammad An-Najran menjelaskan dalam buku beliau “Al-Mufadholah Fil Ibadaat’’, أداء العبادات في وقتها المحدد مع حصول الكراهة بل مع الوقوع في المحظور أفضل وأولى من أدائها خارج وقتها مع انعدام الكراهة أو المحظور, لأن الوقت أهم الشروط في العبادات Menunaikan ibadah pada waktunya yang sudah ditentukan, meski bersamaan dengan itu harus menerjang yang makruh atau bahkan yang terlarang, adalah lebih afdhol dan lebih utama daripada menunaikannya di luar waktunya, meski tanpa terterjang tindakan yang makruh atau terlarang. Karena waktu adalah syarat terpenting dalam ibadah. Al-Mufadholah Fil Ibadaat, hal. 989 Terlebih bila tak harus menerjang yang makruh atau terlarang saat mengerjakan ibadah pada waktu yang ditentukan syariat, tentu lebih afdhol. Untuk Siapa Waktu Mustajab ini? Kesempatan mendapatkan waktu mustajab berdoa, saat antara azan dan iqomat ini berlaku untuk orang yang menunggu iqomat di masjid atau untuk umum? Dalam Fatawa Syabakah Islamiyah nomor 127856 dijelaskan, والأصل عدم تقييد ذلك بمن كان داخل المسجد، فالحديث أخبر أن هذا الوقت من أوقات الإجابة فمن جمع شروط الدعاء المستجاب ودعا في هذا الوقت ترجى له الإجابة ـ سواء أكان داخل المسجد أم لا ـ وكذلك يستجاب للمرأة في بيتها إذا دعت في هذا الوقت Pada dasarnya hadis Anas bin Malik di atas tidak menunjukkan keutamaan ini hanya berlaku untuk yang berada di masjid saja. Hadis di atas mengabarkan bahwa inilah diantara waktu mustajab. Siapa yang terpenuhi syarat-syarat terijabahi doa, lalu dia berdoa pada waktu tersebut, maka diharapkan doanya terkabul. Baik dia sedang berada di masjid atau di luar masjid. Demikian doanya para wanita yang sholat di rumah juga terijabahi, bila ia berdoa pada waktu tersebut. Imam Syaukani menerangkan dalam “Nailul Author”, الحديث يدل على قبول مطلق الدعاء بين الأذان والإقامة وهو مقيد بما لم يكن فيه إثم أو قطيعة رحم، كما في الأحاديث الصحيحة Hadis tersebut menunjukkan terkabulnya doa secara umum yang dipanjatkan pada waktu itu yakni antara azan dan iqomat. Asal doa tidak mengandung unsur dosa atau memutus silaturahim, sebagaimana dijelaskan dalam hadis-hadis shahih. Nailul Author, hal. 264, terbitan Baitul Afkar Ad-dauliyah. Meskipun demikian, orang-orang yang bersegera ke masjid kemudian menunggu iqomat, doanya lebih berpotensi terkabul, daripada yang berdoa di luar masjid. Hal ini mengingat faktor-faktor terijabahi doa berikut Pertama, faktor tempat. Doa yang dipanjatkan di tempat yang mulia seperti masjid, akan lebih terijabahi. Kedua, faktor waktu. Doa yang dipanjatkan di waktu mustajab seperti antara azan dan iqomat atau yang lainnya, akan lebih berpeluang terkabul daripada yang tidak. Ketiga, kondisi orang yang berdoa. Seperti berdoa saat sedang puasa, saat safar atau saat terdesak. Keempat, sifat doa. Seperti doa yang disertai asma-ul husna, doa-doa dari Al Quran / Hadis, atau doa yang tidak mengandung dosa. Orang yang berdoa saat antara azan dan iqomat, sementara dia duduk di dalam masjid menunggu dikumandangkan iqomat, setidaknya padanya terkumpul dua faktor terkabulnya doa, yaitu faktor tempat dan waktu. Sehingga doanya akan lebih berpeluang terkabul. Sebagai penitup, perlu kita ingat bahwa sebagian ulama menegaskan, kaum laki yang tidak sholat berjamaah di masjid tanpa uzur, tidak mendapatkan kesempatan mustajab ini. Wallahua’lam bis showab. Ditulis oleh Ustadz Ahmad Anshori, Lc Pengasuh PP. Hamalatul Quran DIY Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android. Download Sekarang !! didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia. Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi 081 326 333 328 DONASI hubungi 087 882 888 727 REKENING DONASI BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 YAYASAN YUFID NETWORK 🔍 Abu Lahab Adalah, Jatah Daging Untuk Yg Berkurban, Karma Membuang Kucing, Innalillahiwainnailaihirojiun Doa, Menghadapi Persalinan Menurut Islam, Arti Mimpi Melihat Hari Kiamat KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO CARA SHOLAT, ATAU HUBUNGI +62813 26 3333 28
Kumandang adzan merupakan kumandang paling indah yang tidak pernah surut pada setiap waktunya. Setiap adzan selesai dikumandangkan terlampir doa yang dapat amalkan. Doa itulah yang dinamai sebagai doa setelah Adzan SingkatBacaan Adzan dan ArtinyaCara Menjawab AdzanDoa Setelah Mendengar AdzanKeistimewaan antara Adzan dan IqomahBacaan IkamahDoa Setelah IqomahKesimpulan Doa Setelah AdzanPertanyaanSejarah Adzan SingkatPada mulanya, rasul dan para sahabat kebingungan mengenai penanda awal masuk waktu sholat. Waktu itu, ada yang mengusulkan untuk menggunakan lonceng layaknya orang nasrani serta terompet seperti orang pada akhirnya, Abdullah bin Zaid bermimpi bertemu dengan seseorang yang menyuruhnya untuk adzan ketika waktu memasuki mimpi itu kemudian diteruskan kepada Rasulullah. Dan rasul pun membenarkan mimpi tersebut sebagaimana yang disebutkan dalam Sunan Abu Dawud yang berbunyiعَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ أَرَادَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فِى الأَذَانِ أَشْيَاءَ لَمْ يَصْنَعْ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ فَأُرِىَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ الأَذَانَ فِى الْمَنَامِ فَأَتَى النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ أَلْقِهِ عَلَى بِلاَلٍ »“eabd alllah bn zayd qal arad alnnabiyy -slaa allah ealayh wasalam- fia al’adhan ashya’ lam yasnae minha shayyana qal fa’uria eabd alllah bn zayd al’adhan fia almanam fa’ataa alnnabiyy salaa allah ealayh wasalam fa’akhbarah faqal >”Artinya“Nabi SAW berkeinginan untuk mencari cara dalam memberitahu waktu sholat adzan, tetapi beliau belum kunjung menemukannya”. Abdullah bin Zaid bermimpi mengenai beragam kalimat adzan dalam tidurnya. Lantas ia mendatangi rasul untuk memberitahukan hal tersebut. Lalu sang rasul pun berkata “Ajarkanlah kata – kata itu kepada Bilal!”.Semenjak masa itulah, adzan sudah mulai dijadikan sebagai pertanda awal masuk sholat. Dimana sahabat Bilal bin Rabbah menjadi muadzin pertama di dalam agama serta kelantangan dari suara Bilal tak perlu untuk diragukan lagi. Tetapi selepas Rasulullah wafat, Bilal tak mau lagi untuk mengumandangkan adzan. Sebab pada saat ia hendak kumandangkan adzan, ia akan teringat akan Rasulullah. Sehingga kesedihan hatinya tak bisa terbendung.٢x اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ٢x أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّااللهُ٢x اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ٢x حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ٢x حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ١x اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ١x لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ“Allaahu Akbar, Allaahu Akbar 2x”“Asyhadu allaa illaaha illallaah. 2x”“Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah. 2x”“Hayyaalashshalaah. 2x”“Hayyaalalfalaah. 2x”“Allaahu Akbar, Allaahu Akbar 1x”“Laa ilaaha illallaah. 1x”Artinya“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar 2x”“Aku bersaksi jika tak ada Tuhan melainkan Allah. 2x”“Aku bersaksi jika nabi Muhammad itu merupakan utusan Allah. 2x”“Marilah Sholat. 2x”“Marilah menuju kepada kejayaan. 2x”“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar 1x”“Tiada Tuhan melainkan Allah. 1x”Cara Menjawab AdzanKegiatan apa pun yang tengah kita kerjakan selain yang wajib maka sebaiknya segera dihentikan jika sudah mendengar adzan berkumandang. Bahkan pada saat kita tengah membaca Al Quran, berdzikir, dan juga mengerjakan untuk yang mendengar adzan serta ikamah untuk mengucapkan sebagaimana yang telah diucapkan oleh Sa’id Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda“Apabila kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah sebagaimana yang telah diucapkan oleh muadzin.”Dari Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu, dia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Apbila muadzin mengucapkan, Allaahu akbar, Allaahu akbar.’ Maka hendaklah salah seorang di antara kalian juga membaca, Allaahu akbar, Allaahu akbar.’ Lalu apbila muadzin mengucapkan, Asyhadu allaa ilaaha illallaah.’ Maka kalian juga mengucapkan, Asyhadu allaa ilaaha illallaah.’ Lalu apabila muadzin mengucapkan, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah.’ Maka kalian juga mengucapkan, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah.’Lalu apabila muadzin mengucapkan, Hayya alash shalaah.’ Maka kalian juga mengucapkan, Laa haula walaa quwwata illaa billaah.’ Lalu apabila muadzin mengucapkan, Hayya alal falaah.’ Maka kalian juga mengucapkan, Laa haula walaa quwwata illaa billaah.’Lalu apabila muadzin mengucapkan, Allaahu akbar, Allaahu akbar.’ Maka kalian juga mengucapkan, Allaahu akbar, Allaahu akbar.’ Lalu apabila apabila muadzin mengucapkan, Laa ilaaha illallaah.’ Maka kalian juga mengucapkan, Laa ilaaha illallaah,’ dengan hati yang tulus, maka kalian seraya akan masuk ke dalam Surga.”Barangsiapa yang mengucapkan sebagaimana ucapan dari mu-adzin, atau pada saat muadzin melafalkan hayya alatain “Hayya alash shalaah” serta “hayya alal falaah”, ia mengucapkan, “Laa haula walaa quwwata illaa billaah,” atau menggabungkan dengan apa yang diucapkan oleh muadzin serta hauqalah “Laa haula walaa quwwata illaa billaah.”, maka perbuatannya benar, insya pada saat kita mendengar suara adzan subuh, maka cara menjawab adzan subuh ketika muadzin mengucapkan kalimatالصّلاة خير من النّوم“As shalaatu khairum minan naumi.” [dua kali]Artinya“Sholat lebih baik daripada tidur”Maka, kita menjawabnya denganصدقت وبررت وانا على ذلك من الشّاهدين“Shadaqta wabararta wa anaa alaa dzaalika minasy syaahidiina.”Artinya“Benar dan baguslah ucapanmu tersebut serta akupun atas yang begitu termasuk orang – orang yang bersaksi.”Doa Setelah Mendengar AdzanBacaan doa setelah adzanللهُمَّ رَبَّ هذِهِ الدَّعْوَةِ التَّآمَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَآئِمَةِ، آتِ مُحَمَّدَانِ الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَالشَّرَفَ وَالدَّرَجَةَ الْعَالِيَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًامَحْمُوْدَانِ الَّذِىْ وَعَدْتَهُ اِنَّكَ لاَتُخْلِفُ الْمِيْعَادَ“Allaahumma robba haadzihid da’watit taammah, washsholaatil qoo-imah, aati muhammadanil washiilata wal fadhiilah, wasysyarofa, wad darajatal, aaliyatar rofii’ah, wab’atshu maqoomam mahmuudanil ladzii wa’adtah, innaka laa tukhliful mii’aadz.”Artinya“Ya Allah, Tuhan sang pemilik panggilan yang sempurna adzan ini serta shalat wajib yang didirikan. Berilah al -wasilah derajat di tempat surga, serta al – fadhilah keutamaan terhadap baginda nabi Muhammad. Serta bangkitkanlah beliau sehingga dapat menempati kedudukan yang terpuji sebagaimana telah Engkau janjikan.” HR. Bukhari, Abu dawud, Tarmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah.Mengenai keistimewaan dari doa tersebut, ada suatu hadist yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah Ra, bahwasannya Rasulullah bersabda“Barang siapa pada saat mendengar adzan kemudian ia mengucapkan doa selepas adzan, maka masuklah syafaatku untuknya pada hari kiamat.” HR. Bukhari.Syafaat nabi Muhammad itu artinya adalah pertolongan beliau kepada umatnya kelak di waktu hari antara Adzan dan IqomahWaktu antara adzan dengan iqomah mempunyai keistimewaan berikut ini1. Dari segi orang yang berdoaOrang yang sedang berdoa akan melihat dengan keimanannya serta menjauhi kesyirikan dengan menjawab adzan atau lantunan Dari segi waktunyaWaktu antara adzan dengan iqomah adalah waktu yang amat istimewa sebab pada waktu itu dikumandangkan seruan dalam mengerjakan shalat. Serta shalat merupakan penghulu dari semua SunnahDisunnahkan untuk seorang muslim supaya memperbanyak doa antara adzan dengan ikamah. Sebab doa di waktu tersebut akan Anas Radhiyallahu anhu, beliau menyebutkan jika Rasulullah SAW bersabdaاَلدُّعَاءُ لاَيُرَدُّ بَيْنَ اْلأَذَانِ antara adzan dengan iqamat tak akan ditolak.”Bacaan IkamahSecara bahasa “Ikamah” arinya mendirikan. Adapaun maksudnya yaitu mendirikan ikamah/ iqomat adalah bacaan tertentu yang telah disunnahkan untuk dilafalkan pada saat shalat akan dikerjakan. Bacaannya menyerupai bacaan sebab itu, para ulama sering menyebutnya sebagai adzan kedua atau sejenis membedakan antara ikamah dan adzan yaituAdzan dapat dikumandangkan untuk keperluan diluar shalat seperti anak baru lahir atau mengusir setan. Sementara ikamah dikumandangkan hanya pada saat hendak memasuki waktu adzan disunnahkan untuk mengeraskan suara, maka ikamah disunnahkan untuk melirihkan suara dan juga mempercepat Setelah IqomahBacaanاَقَامَهَااللهُ وَاَدَامَهَا مَادَامَتِ السَّمَوَاتُ وَاْلاَرْضُ“Aqoomahalloohu wa-ad aamahaa maadaa matis samaawaatu wal-ardl.”Artinya“Semoga Allah mendirikannya shalat serta mengekalkannya selama langit dan juga bumi masih ada.”Disamping bacaan di atas, para ulama juga memberikan tambahan bacaan doa selepas ikamah, yakniوجعلنى من صالحي اهلها“Wa ja’alani min salihi ahliha”Artinya“Serta semoga ia menjadikan aku termasuk yang terbaik dari yang ahli shalat.”Kesimpulan Doa Setelah AdzanJika kita telah mendengar adzan dikumandangkan, maka kita harus mengentikan seluruh aktivitas yang telah kita kita jawab dengan ucapan seperti muadzin. Dan selepas itu kita bersiap untuk sholat, sebab adzan merupakan panggilan sakral dari perintah Allah agar segera untuk dilakukan sebagai ibadah bagi umat berdoa diantara adzan dengan ikamah merupakan waktu yang paling mustajab untuk doa itu ini adalah beberapa pertanyaan seputar Doa Setelah AdzanAwal mula adzan?Mimpi dari Abdullah bin Zaid yang bertemu dengan seseorang yang menyuruhnya untuk adzan ketika waktu memasuki menjawab adzan?Ucapkanlah sebagaimana yang telah diucapkan oleh muadzinCara menjawab adzan subuh dari kalimat الصّلاة خير من النّوم ? Kita jawab dengan صدقت وبررت وانا على ذلك من الشّاهدين . Shadaqta wabararta wa anaa alaa dzaalika minasy syaahidiina.Keistimewaan antara Adzan dan Iqomah?Waktu terbaik untuk dikabulkannya doa yang adzan dan iqamah?Adzan dapat dikumandangkan untuk keperluan diluar shalat seperti anak baru lahir atau mengusir setan. Sementara ikamah dikumandangkan hanya pada saat hendak memasuki waktu shalat.
PertanyaanAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh, Pak cara menjawab adzan yang benar? Ada ustadz yang bilang seperti bacaan adzan, kecuali bagian hayya alashshalah dan hayya alalfalah. Ada ustadz yang bilang bagian kalimat syahadat, dijawab dengan asyhadu alla ilaha illallah wahdahu la syarikalah, wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh, radhitu billahi rabba, wa bimuhammadin rasula, wa bil islami apa jawaban untuk bagian ash shalatu khairu minannaum? Ust. Farid Nu’man Hasan HafizhahullahWa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa umum, cara menjawab adzan adalah SAMA dengan yang diucapkan muadzin. Berdasarkan hadits shahih berikutإِذا سمِعْتُمُ النِّداءَ، فَقُولُوا كَما يقُولُ المُؤذِّنُJika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan muadzin. Bukhari no. 611 dan Muslim no. 318Rinciannya ada dalam hadits lainnya. Yaitu sebagai berikutDari Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabdaإِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ فَقَالَ أَحَدُكُمْ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ قَالَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ثُمَّ قَالَ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ قَالَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ثُمَّ قَالَ حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ قَالَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ“Apabila muadzin mengucapkanAllahu Akbar, Allahu Akbar, kemudian salah seorang dari kalian menjawab dengan Allahu Akbar, Allahu Akbar,apabila muadzin mengucapkan Asyhadu alla ilaha illallah, dan dia menjawab asyhadu alla ilaha illallah,Apabila muadzin mengucapkan Asyhadu anna Muhammadarrasulullah, dan dia menjawab asyhadu anna Muhammadarrasulullah,apabila muadzin mengucapkan hayya alashshalah, dan dia menjawab dengan la haula wala quwwata illa billah,apabila muadzin mengucapkan hayya alal falah, dan dia menjawab dengan la haula wala quwwata illa billah,apabila muadzin mengucapkan Allahu akbar Allahu akbar, dan dia menjawab dengan Allahu Akbar Allahu akbar,apabila muadizn mengucapkan la ilaha illallah, dan dia menjawab dengan la ilaha illallah secara ikhlas dari dalam hatinya, maka niscaya dia akan masuk surga.” Muslim no. 385Rincian di atas sangat detail, jelas, dan jawaban untuk Ash Shalatu Khairum Minan Naum?Jawabannya adalah SAMA yaitu Ash Shalatu khairum Minan Naum, dalilnya adalah keumuman perintah Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam dalam haditsإِذا سمِعْتُمُ النِّداءَ، فَقُولُوا كَما يقُولُ المُؤذِّنُJika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan muadzin. Bukhari no. 611dan Muslim no. 318Syaikh Muhammad Shalih Al Utsaimin Rahimahullah berkataالصحيح أن يقال مثل ما يقول الصلاة خير من النوم ؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم قال إذا سمعتم المؤذن فقولوا مثل ما يقول Yang BENAR, adalah menjawab dengan ucapan yang sama Ash Shalatu Khairum Minan Naum, karena Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan muadzin. Asy Syarh Al Mumti’, 2/84Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid Hafizhahullah mengatakanومن ذلك إذا قال المؤذن لصلاة الفجر الصلاة خير من النوم ، فإنه يستحب لسامعه أن يتابعه بمثلها فيقول الصلاة خير من النوم .Maka, jika muadzin saat adzan Shubuh mengucapkan Ash Shalatu Khairum Minan Naum, maka disunnahkan bagi pendengarnya mengikuti seperti yang diucapkan muadzin, Ash Shalatu Khairum Minan Naum. Al Islam Su’aal wa Jawaab no. 81427Ini juga dikatakan kalangan Malikiyah. Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 2/273Ada yang menjawab dengan Shadaqta wa BarartaPara ulama telah menjelaskan bahwa jawaban ini dan semisalnya tidak memiliki dasar yang Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah berkataلا أصل لما ذكره في الصلاة خير من النوم Tidak ada dasarnya tentang apa yang diucapkan pada kalimat Ash Shalatu Khairum Minan Naum. At Talkhish Al Habir, 1/378Imam Ash Shan’aniy Rahimahullah berkataوهذا استحسان من قائله ، وإلا فليس فيه سنة تعتمدUcapan ini dianggap baik oleh pengucapnya, jika tidak, maka tidak ada sunnah yang bisa dijadikan pegangan. Subulussalam, 1/190Doa sesudah AdzanVersi 1Dari Jabir bin Abdullah Radhiallahu Anhu bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabdaمَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ“Barang siapa berdo’a setelah mendengar adzan ALLAHUMMA RABBA HAADZIHID DA’WATIT TAMMAH WASHSHALAATIL QAA’IMAH. AATI MUHAMMADANIL WASIILATA WALFADLIILATA WAB’ATSHU MAQAAMAM MAHMUUDANIL LADZII WA’ADTAH Ya Allah. Rabb Pemilik seruan yang sempurna ini, dan Pemilik shalat yang akan didirikan ini, berikanlah wasilah perantara dan keutamaan kepada Muhammad. Bangkitkanlah ia pada kedudukan yang terpuji sebagaimana Engkau telah janjikan. Maka ia berhak mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat.” Bukhari no. 614Boleh di tambahkan dengan kata INNAKA LAA TUKHLIFUL MII’AAD. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al Baihaqi, dishahihkan oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baaz dan Syaikh 2Dari Sa’ad bin Abi Waqash Radhiallahu Anhu bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabdaمن قَال حِينَ يسْمعُ المُؤذِّنَ أَشْهَد أَنْ لا إِله إِلاَّ اللَّه وحْدهُ لا شَريك لهُ، وَأَنَّ مُحمَّداً عبْدُهُ وَرسُولُهُ، رضِيتُ بِاللَّهِ ربًّا، وبمُحَمَّدٍ رَسُولاً، وبالإِسْلامِ دِينًا، غُفِر لَهُ ذَنْبُهُ ” رواه مسلم.“Barang siapa yang membaca saat mendengar muadzin asyhadu anlaa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lahu, wa anna Muhammadan abduhuu wa rasuuluh. Radhiitu billaahi Rabba wa bimuhammadir Rasuulaa, wa bil islaami diinaa Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan UtusanNya. Aku rela Allah sebagai Rabb, Muhammad sebagai Rasul, dan Islam sebagai agama, maka diampunilah dosanya.” MuslimBacaan ini, para ulama berbeda pendapat apakah dibaca setelah adzan atau setelah muadzin membaca syahadat?Imam Ali Al Qari, dalam Mirqah Al Mafatih, mengatakan ini dibaca setelah adzan. Sementara Imam An Nawawi, mengatakan ini dibaca setelah muadzin membaca syahadat. Ini juga yang dipilih oleh Syaikh Al Albani dan Syaikh Wallahu A’lam.
doa ketika adzan asyhadu anna muhammadarrasulullah